Minggu, 23 Desember 2018

Menghitung Kerugian Ekonomi Akibat Bencana Tsunami di Selat Sunda




Tangerang – Indonesia kembali terkena bencana alam yang berupa tsunami akibat longsoran dari letusan anak gunung Krakatau, akibatnya sebagian wilayah pesisir pantai di Banten dan Lampung Selatan tersapu ombak tsunami, yang paling parah di pantai Tanjung Lesung Pandeglang Banten. Dikabarkan korban tewas mencapai 222 orang, diperkirakan korban akan terus bertambah.
Humas BNPB Sutopo menjelaskan dampak kerusakan akibat tsunami Selat Sunda, update terbaru sebanyak 556 unit rumah rusak, 9 unit hotel rusak berat, 60 warung kuliner rusak,350 unit kapal dan perahu rusak, serta 70 unit kendaraan rusak. Daerah yang terkena dampak yaitu 10 kecamatan di 3 kabupaten.
Dari data kerusakan diatas, penulis dapat menyimpulkan kerugian ekonomi akibat tsunami di Selat Sunda jauh lebih kecil dari musibah gempa dan tsunami di Palu dan gempa bumi di Lombok. Ini didasarkan atas perhitungan quick count atau perhitungan cepat berdasarkan kepada kerusakan bangunan, kerusakan insfrastruktur, serta ekonomi produktif yan terdampak.
Selain dengan menggunakan metode quick count , bisa juga menggunakan metode hitung Human Need Recovery Assestment ( HNRA) artinya berapa dana yang dibutuhkan untuk pemulihan atau membangun kembali wilayah yang rusak akibat bencana atau rekrontruksi pasca bencana.
Dalam musibah kali ini, pemerintah pusat mengalokasikan dana untuk rekontruksi dan pemulihan atau rehabilitas sebesar 1 miliar rupiah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Lowker Jakarta Terbaru Mitra 10

Mitra 10